5 Bahaya Yang Mengancam Di Balik Situs Porno

Selama ini pornografi dan pornoaksi--selanjutnya ditulis porno--sudah cukup sering dibahas dari dua aspek adalah agama dan moralitas. Namun bantu-membantu, masih ada aspek lain yang tak kalah penting dari keduanya adalah keamanan, terutama bagi mereka yang gemar mengakses situs porno di internet. 

Diakui atau tidak, aspek ini cenderung masih diabaikan. Namun perlu diketahui, saat mengakses situs porno, sebenarnya seseorang sedang dibayang-bayangi oleh lima ancaman keamanan.

sudah cukup sering dibahas dari dua aspek yakni agama dan moralitas 5 Bahaya yang Mengancam di Balik Situs Porno
5 Bahaya yang Mengancam di Balik Situs Porno

Merangkum Make Use Of, Rabu (21/03/2017), inilah lima (5) bahaya keamanan di balik situs porno.

1. Pelacakan pengguna

Di internet banyak orang atau pihak tertentu yang menjadi target pelacakan. Mereka mampu mengetahui banyak hal seperti situs web yang orang tersebut sering kunjungi, kata kunci yang digunakan di mesin pencari, dan sebagainya.

Data yang mereka mampu dari pelacakan ini, akan mereka gunakan untuk banyak sekali tujuan, salah satunya menciptakan profil orang tersebut.

Pada umumnya profil semacam ini selanjutnya digunakan untuk tujuan pemasaran sebuah produk--bisa berupa aplikasi, contohnya. Sesudah profil orang itu selesai dibentuk, disadari atau tidak, orang itu akan selalu menemukan iklan yang relevan dengan minat dan ketertarikannya. Hal yang lebih mengerikan adalah profil ini mampu digunakan untuk mengompilasi riwayat browsing.

Karena itu, jikalau kamu suka mengakses situs porno, mencari konten porno di Google atau mesin pencari lainnya, dan lain-lain, jangan kaget jika menemukan iklan-iklan yang juga nyerempet ke minat dan ketertarikan kau terhadap konten porno.

2. Kebocoran Data dan Pelanggaran

Satu kunjungan ke situs porno mungkin saja menyebabkan kau menjadi korban pemerasan atau fitnah di era depan. Entah itu situs porno betulan, atau situs lainnya yang mungkin terlihat lebih 'polos' mirip situs kencan online. 'History' pengguna di situs itu bisa saja dimanfaatkan dalam konteks negatif.

Tanya saja para (mantan) pengguna situs Ashley Madison. Ketika basis data situs ini diretas dan dirilis ke publik, jutaan kasus perselingkuhan pun terungkap.

Tidak hanya itu, berita yang dirilis juga mencakup beberapa hal lain, mirip preferensi atau kecenderungan seksual dan data geografis. Sejumlah orang, gara-gara ini semua, menghadapi banyak hinaan, atau bahkan lebih parah lagi, kehidupannya terancam.

3. Jebakan dan Penipuan

Ketika bicara soal situs porno, penipuan adalah salah satu hal umum lainnya. Orang yang dengan bahagia hati mengeluarkan sejumlah uang demi konten porno, rentan terhadap penipuan yang menanti di balik setiap tautan dari konten tersebut.

Kamu mungkin penasaran, kok ada orang yang rela mengeluarkan sejumlah uang, padahal banyak konten porno gratis? Ternyata, kebanyakan pengakses situs porno berbayar menginginkan konten porno yang sangat spesifik dan khusus.

Selain itu, perlu diketahui pula ada banyak penipu yang memanfaatkan cita-cita sejumlah pengguna yang tak terpuaskan.

Sesudah pengguna terpikat oleh uji coba (trial) layanan konten porno tertentu dengan harga murah atau bahkan gratis, langganan yang sejatinya penipuan ini secara otomatis akan memperbarui harganya hingga selangit. Tiba-datang, pengguna akan dikagetkan dengan tagihan ratusan dolar setiap bulan, contohnya.

Kamu kira itu sudah cukup mengerikan? Salah! Masih ada hal lain yang lebih mengerikan ialah ransomware--sejenis malware.

Saat pengguna mengunjungi situs porno, pengguna mungkin saja terinfeksi ransomware yang mengunci komputernya dan mengancam melaksanakan sesuatu yang tidak diinginkan pengguna tersebut--contohnya membeberkan riwayat si pengguna kepada publik, melaporkannya ke otoritas berwenang terkait konten porno anak di belum dewasa, dll--kecuali pengguna membayar sejumlah uang yang ditetapkan si penipu.

4. Malware

Poin sebelumnya telah membahas ransomware, tetapi malware secara umum juga merupakan salah satu masalah serius yang mungkin dihadapi pengakses situs porno.

Pada dasarnya situs porno tidak mendistribusikan malware yang dimaksud. Mereka hanya ingin pengguna kembali dan tetap mengakses layanan mereka, sehingga tidak benar-benar masuk logika untuk mempertaruhkan reputasi mereka dengan cara demikian. Situs porno legal (seperti di Amerika Serikat) tidak akan menambah duduk perkara pada penggunanya.

Namun, ada hal yang disebut malvertising (malware advertising) dan ini ialah persoalan sebenarnya. Singkat kata, malware lebih sering didistribusikan melalui jaringan periklanan.

Satu kali klik di sebuah tautan akan mengantarkan seseorang mengunduh virus, trojan, worm, atau malware lainnya di luar sana, yang mungkin saja berkamuflase sebagai aplikasi atau acara tertentu.

5. Berhadapan dengan Hukum

Pengakses situs porno boleh jadi berhadapan dengan hukum, jika tidak berhati-hati. Konten porno dengan objek anak-anak di belum dewasa tengah merajalela dan persoalan ini makin jelek.

Files dari tembolok (cache) di browser tidak dihitung sebagai kepemilikan, sehingga melihat sesuatu yang ilegal secara online juga tidak akan dihitung sebagai kepemilikan dari media tersebut, meskipun salinan files itu berada pada komputer pengguna. Namun, file ilegal masih mampu menemukan jalannya ke sistem pengguna dengan cara lain.

Kembali ke tahun 2010, para pelaku kriminal menyimpan file porno anak, ke komputer milik seseorang tak bersalah melalui virus. Jika terinfeksi, komputer milik orang itu akan memiliki konten porno anak tanpa beliau sadari--dan hal yang seram adalah, perkataan "Saya tidak tahu" juga merupakan pembelaan dari pelaku pedofil.

Jika pengguna terinfeksi jenis malware mirip ini dari situs porno, dia bisa saja menghabiskan bertahun-tahun di balik jeruji besi.

Sementara orang-orang yang mendapatkan konten porno melalui situs menyebarkan file (file sharing), juga bisa dituntut atas pelanggaran hak cipta. Ini pun merupakan masalah yang mungkin saja muncul, jikalau mereka mengakses konten porno melalui torrent streaming.

Subscribe to receive free email updates: