Begini Cara Iblis Sesatkan Kita Dengan Sajadah



Assalamualaikum...
Ini yaitu sebuah kisah renungan terhadap diri kita
Mudah-mudahan dengan kisah ini mampu mengingatkan diri sendiri ataupun Orang lain.

Tentang cara Iblis menyesatkan insan menggunakan SAJADAH

Siang menjelang dzuhur . salah satu iblis ada di masjid. Kebetulan hari itu adalah hari Jum'at, ketika berkumpulnya orang. Iblis sudah ada di dalam masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis bermetamorfosis menjadi ratusan bentuk dan masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air


Pada setiap orang, iblis masuk lewat indera pendengaran, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga melekat di setiap SAJADAH. "Hai Blis!" panggil seorang Kiai, dikala baru masuk masjid. Iblis merasa terusik dan berkata : "Kau kerjakan saja tugasmu kiai, Tidak perlu kamu larang-larang saya. Ini hak aku untuk menganggu setiap orang dalam masjid ini!"

Pak Kiai : "ini rumah ALLAH, blis! Tempat yang suci, jikalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!" Kiai coba mengusir iblis.

Iblis : "Kiai, hari ini yakni hari uji coba sistem baru". Kiai tercenggung.
"Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu".
"Dengan apa?", tanya kiai.

Iblis : "Dengan sajadah !".

Kiai : "Apa yang mampu kamu lakukan dengan sajadah, blis? "

Iblis : "Pertama, aku akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan aku jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah dibawah UMR, demi keuntungan besar!"

Kiai : " Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang gres ?"


Iblis : " bukan itu saja kiai, Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. aku akan menumbuhkan gagasan, semoga para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"
Kiai : "Untuk apa ?"


Iblis : "Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang kau pimpin, Kiai! Selain itu, saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat.
Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggan.
Dan aku ada dalam kerenganggan itu. dari situ aku mampu ikut membentangkan sajadah".


Dialog iblis dan kiai sesaat terputus. Dua orang tiba, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar.
Sementara, satu lagi sajadahnya lebih kecil.


Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajdahnya, tanpa melihat kanan-kiri. Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak yummy hati jikalau harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih dahulu tiba.

Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya

Keduanya masih melaksanakan sholat sunnah.
"Nah, liat itu kiai !", Iblis memulai obrolan lagi
"Yang mana ?", tanya kiai

"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu, mereka punya sajadah yang bebeda ukuran. Lihat sekarang, saya akan masuk diantara mereka"

Iblis lenyap. Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf. Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunnah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan iblis sebelumnya. Pemilik sejadah lebar ,rukuk, Kemudian sujud. Tetapi sambil bangun dari sujud, ia membuka sajadahnya yang tertumpuk, kemudian meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil berada dibawah sajada yang besar.


lalu dia berdiri, Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil melakukan hal serupa. Ia juga membuka sajadahnya, alasannya adalah sajadahnya ditutupi oleh sajadah yang lebih besar. Itu berjalan hingga akhir sholat sunnah.


Bahkan, pada dikala sholat wajib juga, kejadiaan itu beberapa kali terlihat di beberapa bagian masjid. Orang lebih menentukan menjadi di atas dari pada di bawah. Di atas sajadah saja orang sudah berebut kekuasaan dengan orang lain. Siapa yang mempunyai sajadah lebar akan meletakkan diatas sajadah kecil. Sajadah sudah dijadikan iblis sebagai pembedaan kelas.


Pemilik sajadah diidentikan sebagai orang yang mempunyai kekayaan, yang setiap ketika harus berada diatas daripada yang lain. Sedangkan pemilik sajadah yang kecil, ialah kelas bawah yang setiap ketika selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang kaya.
Diatas sajadah saja, Iblis telah mengajari orang agar selalu menguasai orang lain. " ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM

SEMOGA KITA LEBIH BIJAK MENGGUNAKAN SAJADAH
YANG KITA MILIKI

Tetap membuatkan dengan siapapun apa yang kita miliki, sebab semua itu hanya titipan dari ALLAH SWT


"Semakin tinggi tingkat keimanan seorang mukmin maka akan semakin tinggi dan canggih pula godaan yang dilakukan oleh Iblis dan pengikutnya"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah kalian tidak berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi Rabb mereka?" Maka kami berkata: "Wahai Rasulullah, bagaimana berbarisnya malaikat di sisi Rabb mereka?" Beliau menjawab: "Mereka menyempurnakan barisan-barisan (shaf-shaf), yang pertama kemudian (shaf) yang berikutnya, dan mereka merapatkan barisan". (HR. Muslim, An Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah).

Sumber

Subscribe to receive free email updates: